Agar porang cepat besar

Harga porang ditentukan dari kualitasnya, semakin sedikit kadar air porang maka semakin mahal harga jualnya.

Di pasaran porang basah dibanderol dengan harga antara Rp. 9.000 – Rp. 10.000 per kg, sedangkan porang kering bisa diekspor dengan harga sekitar Rp. 200.000 – Rp. 300.000 per kg.

Menyiapkan Lahan Terbuka

Porang yang ditanam di lahan terbuka dapat memberikan hasil yang lebih besar serta kualitasnya pun lebih tinggi.

Sebenarnya porang ditanam dibawah tegakan juga tidak masalah dengan pencahayaan 60%

Siapkan lubang tanam setelah tanah selesai gemburkan. Jarak lubang tanam sebaiknya 40 x 40 cm. Sebelum ditanami Isi setiap lubang dengan sekam dan pupuk kompos sehingga porang bisa tumbuh dengan optimal.

Setelah 1 bulan anda bisa melakukan pemupukan menggunakan Phonsa dan TS , usahakan pemberian pupuk tidak terlalu dekat dengan pohon .

Lakukan penyiangan apabila tumbuh rumput atau pohon lainnya serta anda bisa memberi daun-daunan yang sudah kering disekeliling pohon porang sebagai pupuk kompos. Perlu diketahui bahwa akar porang mengarah keatas sehingga jika kita beri kompos /puku diatasnya akan maksimal diserap oleh pohon porang.

Teknik Perkembangbiakan / Penanaman Porang

 


Teknik Perkembangbiakan Porang

Perkembangbiakan tanaman Porang dapat bersifat generatif dan vegetatif. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengembangkan bibit Porang.

-          Perkembangbiakkan dengan Bintil atau Katak

Dalam 1 kg bintil atau katak berisi sekitar 100 bintil atau katak. Saat panen, umbi atau katak dikumpulkan dan disimpan sampai masuk ke musim hujan. Bintil atau katak dapat ditanam langsung di lahan yang disiapkan.

-          Perkembangbiakkan dengan Biji atau Buah

Dalam waktu empat tahun tanaman porang membentuk bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam satu tongkol buah porang dapat menghasilkan biji hingga 250 biji yang nantinya dapat digunakan sebagai bibit porang dengan terlebih dahulu dilakukan penyemaian.

-          Perkembangbiakan dengan Umbi

Ada dua jenis umbi yaitu umbi kecil besar dan umbi besar. Umbi kecil diperoleh dengan mengurangi tanaman yang terlalu rapat dan perlu dilakukan penjarangan. Tanaman hasil penjarangan dikumpulkan yang kemudian digunakan sebagai bibit. Sementara penggunaan umbi besar dapat dilakukan dengan cara umbi besar yang telah diperoleh dibagi menjadi beberapa bagian selanjutnya ditanam pada lahan yang telah disiapkan.

1.      Persiapan Lahan

Lokasi terbaik untuk menanam porang adalah di bawah naungan pepohonan. Namun, porang juga bisa tumbuh dengan baik di lapangan terbuka dan biasanya dilengkapi dengan bayangan seperti paranet, sehingga matahari tidak menjadi terlalu berlebih.



Persiapan lahan porang yang perlu diolah adalah sebagai berikut:

  1. Bersihkan lahan yang akan digunakan dari gulma dan sisa-sisa tanaman
  2. Setiap 4 Ha dijadikan 1 blok dan jalan kontrol selebar 2 m dibuat sebagai batas blok
  3. Pemasangan ajir dengan jarak 1 m x 1 m untuk umbi dan katak
  4. Buat jalur dengan cangkul selebar 0,5 m untuk bibit yang menggunakan katak yang ditanam pada jalur yang sudah dicangkul.
  5. Buat lubang tanam untuk bibit umbi dengan ukuran lubang sekitar 20 x 20 x 20 cm.
  6. Pemupukan dasar dilakukan sebelum umbi ditanam dengan 0,5 kg pupuk Bokashi / lubang tanah atas, sedangkan untuk katak pupuk Bokashi dicampur ke dalam tanah di sekitar tumpukan.
  1. Penanaman Porang

Tentu saja Anda bisa menanam porang yang baik di bawah perlindungan pohon-pohon besar seperti pohon jati atau lainnya seperti tumpangsari.



System tanam tumpang sari dapat memudahkan perawatan. Penanaman dilakukan di bulan 9-10 tiap musimnya

  1. 3. Pemeliharaan dan Perawatan

Untuk mencapai pertumbuhan dan produksi maksimum, perawatan intensif dapat dilakukan dengan penyiangan. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang mungkin merupakan pesaing tanaman dalam hal kebutuhan air dan nutrisi. Penyiangan harus dilakukan sebulan setelah menanam umbi porang. Penyiangan berikutnya dilakukan saat ada gulma yang muncul. Gulma yang sudah disiang lalu ditimbun di dalam lubang untuk dijadikan pupuk organic.

  1. 4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang mempengaruhi tanaman porang adalah belalang, ulat Orketti Macasar, ulat umbi Araechen, dan nematoda. Penyakit porang yang paling umum adalah: Busuk batang semu, layu daun oleh jamur Sclerotium sp. Rhyzoctonia sp. Cercospora sp. Kontrol nematoda hetereter sering menyerang umbi-umbian dengan karbofuran, sementara kontrol penyakit dapat menggunakan fungisida Ridomil dan Benlate dan pengendalian hama Basudin dan Thiodan. Hama besar seperti babi hutan, landak atau tikus tidak perlu dikhawatirkan, karena umbi porang mengandung kalsium oksalat, yang menyebabkan muntah pada bagian tanaman, gatal di lidah dan tenggorokan.

ANALISA BUDIDAYA TANAMAN PORANG

 Analisis Biaya Tiga Tahun Pertama Per Hektar:

  1. Kegiatan persiapan lahan secara borongan Rp 1.500.000/Ha
  2. Pembelian 10.000 bibit porang untuk jarak tanaman 1 x 1 m dengan harga RP 1000/bibit ~> Total Rp 310.000.000; Ongkos kirim Rp 50.000/rit
  3. Penanaman secara boronngan dibutuhkan Rp 700.000/Ha
  4. Biaya perawatan & pemupukan tahun pertama Rp 400.000
  5. Biaya perawatan & pemupukan tahun kedua Rp 400.000
  6. Biaya perawatan & pemupukan tahun ketiga Rp 400.000
NoKegiatanSatuan BiayaBiaya per SatuanJumlah Biaya
1Persiapan lahanBorongan (15 HOK)100.0001.500.000
2Bibit porang (Jarak tanam 1 x 1 m)10.000100010.000.000
3Ongkos kirim1 rit50.00050.000
4Penanaman 10.000 bibitBorongan (7 HOK)700.000700.000
5Perawatan dan Pemupukan (Tahun I)Borongan400.000400.000
6Perawatan dan Pemupukan (Tahun II)Borongan400.000400.000
7Perawatan dan Pemupukan (Tahun I)Borongan400.000400.000
Total13.450.000

Tabel 1. Analisis Biaya Tanan porang tahun pertama

Untuk pembudidayaannya tentu di setiap tempat memiliki nilai biaya yang agak berbeda. Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah karena jarak pabrik pengolahan dengan lokasi penanaman yang berbeda-beda, karena jarak pembelian bibit porang yang berbeda-beda pula.

Pendapatan yang diperoleh setelah tiga tahun:

  1. Minimal bobot porang: 2 kg/batang
  2. Total bobot panen porang:

10.000 batang x 3 kg x 70%

= 25.000 kg x 70% = 21.000 kg

  1. Harga porang Rp 8.500/kg 
  2. Total pendapatan kotor di akhir tahun ketiga (panen pertama):

Rp 8.500 x 21.000 kg                = Rp 178.500.000

  1. Pendapatan bersih panen pertama:

Rp 178.500.000 — Rp 13.450.000        =     Rp 165.050.000


Hasil diatas belum termasuk penjualan dari hasil Katak dan umbi kecil

Harga jual katak Rp.150.000 /kg , 

Umbi kecil Rp.40.000/kg 

MENGENAL PORANG

Iles-iles atau porang (Amorphophallus muelleri Bl.) adalah tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan, anggota 
marga Amorphophallus. Karena masih sekerabat dan mirip penampilan dan manfaatnya dengan suweg dan walur, iles-iles sering kali dirancukan dengan kedua tanaman tersebut. 



PENYEBARAN

Iles-iles ditemukan mulai dari Kepulauan AndamanIndia, menyebar ke arah Timur melalui Myanmar masuk ke Thailand dan ke Indonesia [4]. Tanaman ini dapat tumbuh di sembarang tempat seperti di pinggir hutan jati, di bawah rumpun bambu, di tepi-tepi sungai, di semak belukar, dan di bawah aneka ragam naungan.[4]

Untuk mencapai produksi umbi yang tinggi diperlukan naungan 50-60% [4] Tanaman ini tumbuh dari dataran rendah sampai 1000 m di atas permukaan laut, dengan suhu antara 25-35 °C, sedangkan curah hujannya antara 300–500 mm per bulan selama periode pertumbuhan.[5] Pada suhu di atas 35oC daun tanaman akan terbakar, sedangkan pada suhu rendah tanaman ini mengalami dormansi.[5] Iles-iles tumbuh tersebar di hutan-hutan atau di pekarangan-pekarangan, dan belum banyak dibudidayakan.[6] Seperti suweg, iles-iles dapat tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan yaitu pada kondisi liat berpasir, strukturnya gembur, dan kaya unsur hara, di samping juga memiliki pengairan baik, kandungan humus yang tinggi, dan memiliki pH tanah 6 - 7,5.[4] Tanaman obat ini mudah ditemukan di pulau Jawa dengan habitat semak-semak yang tumbuh dalam siklus tahunan dan dapat tumbuh hingga mencapai satu meter.[7]


MANFAAT DAN KEGUNAANNYA

Manfaat iles-iles terutama untuk bidang industri dan kesehatan, karena kandungan glukomannan pada tepung umbinya.[8] Iles-iles merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia.[9] Selain mudah diperoleh, tanaman ini juga mampu menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen yang tinggi.[9] Umbinya besar, dapat mencapai 5 kg, cita rasanya netral sehingga mudah dipadupadankan dengan beragam bahan sebagai bahan baku kue tradisional dan modern.[10] Tepung iles-iles dapat digunakan sebagai bahan lemagar-agarmitahukosmetik, dan roti.[8] Tepung iles-iles juga bermanfaat menekan peningkatan kadar glukosa darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik.[11] Iles-iles sebagai serat pangan dalam jumlah besar dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah, dan kencing manis.[11] Di Filipina umbi iles-iles sering ditepungkan sebagai pengganti kedudukan terigu dan biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan roti[12]. Di Jepang, umbi-umbian sekerabat iles-iles telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, misalnya dalam pembuatan mi instan[13]

Agar porang cepat besar

Harga porang ditentukan dari kualitasnya, semakin sedikit kadar air porang maka semakin mahal harga jualnya. Di pasaran porang basah dibande...